Gawat Bah! Jadi Ricuh Seorang Warga Tutup Akses Jalan Perladangan Petani Di Dusun IV Desa Bahsidua
banner
Live
Loading...

Breaking news

Widget notif

Gawat Bah! Jadi Ricuh Seorang Warga Tutup Akses Jalan Perladangan Petani Di Dusun IV Desa Bahsidua

Monday, 3 March 2025

Dok. Istimewa (3/3/2025) Disebut dari dahulunya sejak zaman nenek moyang opung dahulu sudah ada jalan untuk bertani dan mengangkat hasil tani warga. 


Serbajadi - Jalan akses perladangan masyarakat diduga ditutup oleh Derima Hutauruk (DH) hal ini membuat petani yang mau melintas keladang melakukan aktvitas bertani jadi terhambat dan tergangu karena DH diduga menutup jalan yang memang dari dahulunya sejak zaman nenek moyang opung dahulu sudah ada jalan untuk bertani dan mengangkat hasil tani warga. 


"Sungguh miris dan anehnya di negeri ini ada apa ya!, yang dahulunya jalan setapak untuk keladang pun tidak ada katanya dan mentiadakan tidak ada namanya jalan di peringgan jalan tersebut memang agak lain, mungkin orang-orang dahulu bisa terbang ya dan budaya gotong royong mungkin  tidak ada  dahulunya , pikir akal sehat.


Jangan lupa dengan SURAT PERJANJIAN ( pembentukan jalan keladang ) awal mula ada 12 orang yang ikut serta dalam pembentukan jalan keladang dan telah sepakat memberi ganti rugi tanah  untuk dijadikan jalan dari  Rusmina br Saragih sebesar Rp 600.000  dengan lebar 3 meter tahun 1994. dengan batas terakhir ladang pak sihombing itulah tanah yang di beli supaya ada jalan  selanjutnya dan pemilik yang ada dilokasi bagian dalam bersedia  memberikan tanah masing  masing untuk dijadikan jalan sesuai kebutuhan jalan,jadi  tanah yang ganti rugi itulah yang dibeli",pada saat awak media konfirmasi warga yang terdampak jalanya ditutup DH.


Adanya aksi dari pihak DH menutup jalan akses ladang tani menimbulkan reaksi dari pihak yang punya ladang lokasi dalam dengan memportal balik portal dan portal itu di dirikan  diladang Sihombing.


Di pasang portal bukan tanpa sebab akibat ,ini sudah kita konfirmasi ke Kadus terlebih  dahulu dikarenakan  jalan akses ladang ditutup pihak DH,dan permasalan ini pun sudah di mediasikan dikantor desa yang dihadiri pihak kecamatan,Babinsa ,Babinkhantimas dan perangkat desa serta warga,namun mediasi tidak ada kata sepakat antara kedua belah pihak ibu Dh tidak mau memberikan perladangan tersebut dijadikan jalan  perladangangan menurutnya tanah tersebut  adalah tanah perladangan miliknya dan bukan jalan perladangan. 


Sementara  pihak BS tidak mau membongkar membuka portal jalan kalau DH tidak membuka jalan akses perladangan yang berada di tanah perladangan DH, karena menurut  BS portal yang didirikan bersama sama petani ladang yang ada dilokasi belakang tersebut juga di atas tanah miliknya sendiri.


Hal inilah  yan memicu pihak DH membuat laporan ke Polres sergai terkait pembuatan portal tanpa tanpa izin di dusun IV  Desa Basidua dua dan pihak kepolisian sergai melakukan pengecekan TKP. (Selasa,25/2/2025).


Saat di konfirmasi awak media BS mengatakan", apakah salah kalau saya memasang portal di atas lahan saya sendiri, dan saya punya surat tanah yang sah, kenapa DH tidak terima dan melapor ke Polres Sergai, terkait pemasangan portal tanpa izin dan pemasangan portal itu kami kerjakan secara bersama sama dengan  warga tani lainya dan diketahui oleh pak kadus," tuturnya. 


Ditempat terpisah salah satu warga yang tidak ingin di publikasikan namanya mengatakan ",jalan yang di tutup DH ini sebelumnya adalah tanah milik Aswin,ganti rugi dari Aswin kepada DH dan pada saat Aswin pemilik ladang sudah ada jalan akses tani dalam melakukan aktivitas bertani dan mengangkat hasil tani dan tidak ada masalah pada saat pemilik ladang si aswin dan si aswin sepakat memberikan hak tanah untuk jalan untuk mengangkat hasil  ladang kenapa sekarang ditutup jalanya dan di tanam ubi janganlah suka sukanya kulihat".


Tokoh masyarakat Desa Bahsidua dua Pak Simbolon menuturkan "dari dahulu memang sudah ada jalan di perladang DH ,karna kita mengerti betul terkait asal jalan tersebut, dari jalan setapak sampai pembentukan jalan perladangan tersebut kita mengetahui betul asal usul jalan perladangan itu".(Btwo)