Bamus Betawi Sebut Bang Emil Miliki Visi Untuk Bangun Jakarta

Breaking news

Live
Loading...

Bamus Betawi Sebut Bang Emil Miliki Visi Untuk Bangun Jakarta

Saturday 7 September 2024

Dok. Istimewa (7/9/2024) Bamus Betawi menilai Ridwan Kamil yang akrab dipanggil Bang Emil  memiliki visi untuk membangun Jakarta.


Jakarta  - Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta Ridwan Kamil (Bang Emil) mendapatkan rekomendasi dari Badan Musyawarah (Bamus) Betawi untuk membangun dan melestarikan budaya Betawi.


Rekomendasi dalam bentuk dokumen itu diserahkan Ketua Umum Bamus Betawi Muhammad Rifki alias Eki Pitung kepada Ridwan Kamil saat menghadiri Gerakan Membangun (Gerbang) Betawi di Kantor Bamus Betawi, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat malam (6/9/2024).


"Hari ini Bang Eki mewakili kawasan dewan adat dari Bamus Betawi menyerahkan satu dokumen rekomendasi tentang bagaimana pelestarian budaya Betawi di Jakarta yang baru, Jakarta yang naik kelas menjadi kota global," kata Ridwan Kamil.


Bamus Betawi menilai Ridwan Kamil yang akrab dipanggil Bang Emil  memiliki visi untuk membangun Jakarta yang selain mempunyai nilai kebudayaan juga modern.


"Jangan sampai kota globalnya tercapai, tapi meninggalkan identitas wilayah yang penuh dengan kearifan lokal yaitu budaya Betawi," papar Bang Emil.


Dalam sambutannya, Bang Emil juga memamerkan keunggulannya yang sudah dua kali menjadi kepala daerah.


"Bapak-Ibu perbedaan saya dengan calon gubernur yang lain, saya sudah bekerja sebagai pemimpin masyarakat dua kali. Saya mengurusi 2,5 juta penduduk di Bandung, mengurusi 50 juta penduduk saat COVID-19 pula. Di provinsi sebelah, Provinsi Jawa Barat," paparnya.


Menurut dia, pengalamannya 10 tahun menjabat kepala daerah itu menjadi bekal untuk memimpin Jakarta ke depan.


"Jadi pengalaman dua kali sepuluh tahun itu total, kami paham bagaimana harus cepat PNS dalam merespons permasalahan masyarakat, Harus peduli, harus berkeadilan, yang kecil diurus, yang besar kita perbesar, silahkan. Budaya juga sama, pak," kata Bang Emil.


Dia pun ingin Jakarta dibangun dengan basis budaya Betawi. Seperti yang ia lakukan di Jawadata Barat dengan budaya Sunda-nya. (**)