Narathiwat
- Genap 18 tahun, peristiwa Takbai adalah peristiwa berdarah yang tidak akan
pernah dilupakan bagi masyarakat Patani (Selatan Thailand), peristiwa ini terjadi
di kawasan hadapan balai polis Thailand Daerah Takbai Wilayah Narathiwat, pada
(25/10/2004).
Laporan
dari masyarakat tempatan mengatakan, peristiwa ini bermulai dengan demontrasi
dan protes untuk menuntut keadilan keatas 6 orang warga sipil Patani yang
bekerja sebagai pegawai keselamatan kampung, mereka di fitnah berkaitan dengan
rompakan senjata api kerajaan Thailand.
Pemerintah
Thailand mengambil keputusan untuk membubarkan demontrasi tersebut dengan cara
yang ganas, tidak perikemanusiaan, tidak perikeadilan, dan melanggar dengan Hak
Asasi Manusia (HAM).
Pembubaran
ini dilakukan oleh tenaga tentera, polis, dan pegawai keamanan Thailand.
Dalam
pembubaran demontrasi tersebut, pihak tentera dan polis Thailand menangkap
lebih daripada 1,370 orang masyarakat Patani yang melakukan demontrasi.
Masyarakat
Patani yang ditangkap oleh pihak tentera dan polis Thailand membawa mereka
menuju kem mengunakan trak dengan menyusun beberapa lapisan dari bawah ke atas,
dan mengunakan waktu beberapa jam untuk perjalanan.
Apabila
trak berkenaan tiba di kem, kebanyakan mereka telah meninggal dunia, akibat
tidak boleh bernafas selama perjalanan menuju kem.
Peristiwa
tersebut mencetuskan bantahan di seluruh dunia, dan meningkatkan keganasan di
selatan negara Thailand, dengan sebab 7 orang ditembak mati depan balai Polis
Takbai, 78 orang meninggal di tengah perjalanan, 7 orang hilang dan ratusan
cedera.
Setelah
semalaman para demontrasi ditahan di bawah tanggungjawab tentera Thailand di
kamp Telaga Bakung Wilayah Patani, didapati 84 orang lagi yang terbunuh.
Yang
mengejutkan, Mantan Perdana Menteri Thailand (2001-2006) Tahksin Sonowatra
membuat pernyataan di parlemen bahwa korban tewas dalam tahanan Telaga Bakung
itu karena dalam keadaan berpuasa di bulan Ramadhan (sesak nafas). Jumlah
seluruh masyarakat Patani yang syahid (kama nahsabuhu, red) saat itu sebanyak
112 korban jiwa.
Menurut
laporan Komite Hak Asasi Manusia (NHRC) di Bangkok, korban yang ditahan itu
disiksa oleh tentera Thailand. Mereka dipukuli, ditendang dan dihantam benda
tumpul, antaranya ada yang dipaksa berbaring di atas tanah dengan tangan
terikat di belakang.
Manakala,
masyarakat Patani mengutuk perlakuan keji pemerintah Thailand dalam menangani
demonstrasi di Takbai yang mengakibatkan ratusan warga sipil Patani terbunuh.
Demikian,
menurut data Deepsouthwatc (DSW) yang telah mencatat semenjak awal Januari 2004
hingga September 2022, dari total 21.688 kasus kejadian, sebanyak 7.394 jiwa
meninggal dunia, dan sebanyak 13.718 jiwa mengalami luka-luka.
Editor : Berita Melayu Patani.