InsyaAllah rencananya tahun 2023 Bendungan Leuwikeris sudah dapat diresmikan dan dimanfaatkan airnya oleh masyarakat Kabupaten Ciamis khususnya dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya serta masyarakat kota Banjar, dok. istimewa (20/11).
Bandung - Pembangungan Bendungan Leuwikeris yang berada di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, memasuki tahapan baru.
Sebab, Pemerintah telah melakukan pengalihan sungai atau river diversion ke terowongan pada Jumat, (12/11/2021) lalu. Dengan demikian, pembangunan tubuh bendungan bisa dimulai.
Bendungan ini, memiliki kapasitas tampung 81 juta meter kubik dengan luas area genangan 242 hektar serta 2 terowongan pengelak yang panjang masing-masaing terowongan 1 kilometer.
Mengutip situs Pemprov Jawa Barat, Direktur Bina Teknik Dirjen SDA Kementerian PUPR Eko Winar Irianto mengatakan, pengelakan sungai merupakan salah satu kunci kelancaran suatu tahapan pembangunan bendungan.
"Dengan telah diialihkanya aliran Sungai Citanduy ini ke dua terowongan maka pengerjaan tubuh bendungan sudah bisa dimulai," katanya.
Bendungan Leuwikeris merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang yang tertuang dalam Peraturan Presiden (PP) No. 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
"Bendungan leuwikeris ini dibangun sejak bulan November 2016 dan direncanakan selesai pada pertengahan tahun 2023," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra menambahkan, dengan dilakukanya pengalihan aliran sungai Citanduy diharapkan pekerjaan kontruksi utama bendungan dapat selesai sesuai dengan target yang direncanakan.
"InsyaAllah rencananya tahun 2023 Bendungan Leuwikeris sudah dapat diresmikan dan dimanfaatkan airnya oleh masyarakat Kabupaten Ciamis khususnya dan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya serta masyarakat kota Banjar," tutur Yana.
Dia menyampaikan, Kabupaten Ciamis khususnya Kecamatan Lakbok dan Purwadadi merupakan salah satu daerah lumbung padi di Jawa Barat dan juga nasional.
Bendungan Leuwikeris diharapkan dapat menyuplai air irigasi khususnya daerah irigasi Lakbok Utara dengan luas areal 6.600 hektar dan daerah irigasi Lakbok Selatan dengan luas areal 4.600 hektar.
Sehingga dapat menyuplai air irigasi di kedua Kecamatan tersebut dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.
Dengan begitu tentu dapat membantu masyarakat petani di daerah tersebut dalam meningkatkan intensitas tanam padinya, jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali bertanam dalam satu tahun.
Seperti diketahui, progres fisik bendungan yang menelan biaya sebesar Rp 2,8 triliun ini telah mencapai 82 persen. Rencananya mulai dilakukan impounding atau pengisian air awal pada 2023 mendatang. (rs/*)