Oknum Ketua BPD desa Labulia diduga menggelapkan DD 2018 untuk perbaikan alat kesenian gamelan

Widget notif

Breaking news

Live
Loading...

Oknum Ketua BPD desa Labulia diduga menggelapkan DD 2018 untuk perbaikan alat kesenian gamelan

Friday, 17 January 2020


Lombok Tengah (MI)- Oknum Ketua BPD desa Labulia Kec.Jonggat Kabupaten Lombok Tengah diduga ikut menikmati aliran dana desa (DDs) 2018. Menurut informasi yang diterima awak media ini dari sumber yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa pada akhir tahun 2018 persisnya 28/12/2018 oknum ketua BPD desa Labulia Lalu Abdullah (LA) meminta uang sebesar Rp. 15.000.000 ke bendahara desa Labulia setelah ada persetujuan kepala desa lama L Arfan.

Selanjutnya sumber tersebut menjelaskan bahwa dana yang diambil pelaku tersebut akan digunakan pelaku untuk perbaikan alat kesenian gamelan milik desa. Akan tetapi perbaikan alat kesenian gamelan yang dimaksud pelaku, diduga tidak pernah dilakukan sementara uang tersebut tidak pernah dikembalikan atau dibuatkan laporan pertanggungjawabannya oleh pelaku," Lanjutnya. Sebenarnya ketua BPD tidak berhak untuk mengelola dana tersebut sebab yang berhak mengelola dana tersebut sebenarnya pengurus Pokdarwis,"Tambahnya.

Ketika awak media ini mencoba konfirmasi dengan mantan kades Labulia L Arfan di rumahnya di Labulia, Awak media tidak bisa bertemu karena lagi keluar. Sementara dihubungi via telpon selulernya berkali-kali yang bersangkutan tidak menjawab.

Selanjutnya kami awak media mendatangi LA selaku Ketua BPD Desa Labulia di rumahnya di Dusun Tomber. Ketika ditanya soal dana perbaikan alat kesenian tersebut, yang bersangkutan membenarkan bahwa dirinya telah menerima uang Rp 15.000.000. Ketika ditanyakan tentang penggunaan dana tersebut LA mengatakan memang untuk perbaikan dan pemeliharaan alat kesenian gamelan,"Katanya. 

Lebih lanjut ketika ditanya jenis perbaikan yang dilakukan, yang bersangkutan kelihatan kebingungan malah jawabannya tidak masuk akal seperti katanya untuk membersihkan alat gamelan tersebut dan penyetelan. Ditanya tentang keberadaan alat gamelan tersebut, ada di rumah salah seorang warga,"Jawabnya.Karena saat itu sudah menjelang magrib awak media minta kepada yang bersangkutan untuk difotokan alat kesenian dimaksud dan dikirimkan kepada kami. Akan  tetapi sampai berita ini dirilis, dokumentasi tentang alat gamelan tersebut tidak bisa kami dapatkan. (kam)