Ini urusan perut Pak, sudah 12 bulan ini kami belum dapat apa-apa padahal Dana Komite ada sementara kami dituntut rajin masuk, (gambar ilustrasi).
Lombok Barat, (MI) – lagi-lagi ulah (HS) sebagai Kepala sekolah di SMAN 1 Sekotong tercium awak media ini. Kali ini karena ulahnya pada bawahannya (H), salah seorang tenaga honorer yang sudah lama di SMAN 1 Sekotong, HS selaku Kepala SMAN 1 Sekotong dibawakan tombak (senjata tajam yang bentuknya panjang/red) gara-gara menegur H yang kebetulan istrinya berjualan di Kantin Sekolah dengan kasar di hadapan siswa (31/10/2019).
Menurut keterangan, H ketika dikonfirmasi melalui nomor sambungan telepon gengamnya menceritakan bahwa hal ini, bermula dari ditemukannya beberapa siswa yang merokok di kantin tempat istri saya berjualan. Terus terang saja isteri saya memang menjual rokok saat itu. Karena selama ini anak-anak yang merokok itu kan beli rokok di kantin yang lain di sekolah ini, terus datang merokok di Kantin tempat isteri saya berjualan.
Jadi seolah-olah kelihatannya saya saja yang menjual rokok tersebut, padahal saya sebelumnya tidak pernah menjual rokok. Tapi karena anak-anak selalu merokok di kantin tempat istri saya berjualan, ya sekalian dah isteri saya, saya suruh ikut jualan rokok ketimbang kita tidak jual tapi akan kena tuduhan nantinya” ungkapnya.
Ditanya kronologisnya sampai bawa senjata tajam ke sekolah, H menjelaskan bahwa saat itu Kepala sekolah datang ke Kantin dan menemui beberapa anak sedang merokok. Mereka tidak hanya beli di kantin isteri saya tapi mereka juga beli di kantin-kantin yang lain di sekolah, mengetahui anak-anak merokok di Kantin tempat isteri saya berjualan, dia marah dan di hadapan anak-anak yang lagi kumpul di depan ruang kepala sekolah saat itu.
Sambil marah dan nunjuk-nunjuk dengan tangan kiri dia menyuruh istri saya berhenti jualan. “saya bukan tidak terima untuk di tegur, tapi caranya yang baik lah, kami bisa dipanggil ke dalam ruangannya, dan semua yang jualan kantin di sekolah di panggil, biar adil,”Kata H.
Beberapa honorer, teman H yang ditemui awak media, membenarkan kejadian ini. “Ini urusan perut Pak, sudah 12 bulan ini kami belum dapat apa-apa padahal Dana Komite ada sementara kami dituntut rajin masuk,”katanya kepada awak media.
“Terus sekarang dia maksudnya (isteri H) malah mau berhentikan jualan, ya tentu saja H kalap, syukur ada teman-teman yang bisa mencegahnya untuk ditenangkan,” ungkapnya.
Ditemui oleh awak media untuk keperluan konfirmasi Jumat, 15-10-2019, baik Kepala Sekolah maupun Kasubag TU sedang tidak ada di sekolah, dihubungi melaui sambungan telepon genggamnya kedua- nomor yang bersangkutan tidak bisa dihubungi.
Dan diharapkan kepada pihak Dinas terkait agar lebih memperhatikan tunjangan tenagga honorer, dan tindak tegas oknum siswa yang merokok di sekolah agar diberi sangsi sesuai aturannya. (KAM)