Kota Tangerang, (MI)- Puluhan Warga RW 05 Kampung Sawah dalam datangi Puskesmas Panunggangan induk yang disinyalir buruknya Pelayanan yang menimpa pasangan suami isteri, Satoniha Dachi (29) dan Murniati Mendrofa (30) warga RW 05 Kelurahan Panunggangan, Kecamatan Pinang, (3/06).
Menurut keterangan Satoniha Dachi (29) Suami Murniati (30) menmaparkan ke awak media "pada tanggal 26 Mei pagi ke salah satu Bidan yang berada di dekat rumah. Bidan mengaku tidak sanggup menangani proses persalinan, dan menyarankan untuk pergi ke Puskesmas Panunggangan," ujarnya.
Tak menunggu lama atas saran bidan itu, Satoniha langsung mendatangi Puskesmas Panunggangan induk. Saat itu kata Satoniha, sang isteri telah mengeluarkan darah, saya sangat memohon waktu itu ingin mendapatkan perawatan, namun yang terjadi untuk masuk ruangan bahkan disuruh dudukpun tidak. Apalagi untuk diperiksa, !? malahan saya disuruh bu bidan iin agar langsung ke rumah sakit dan beliau bilang ketika sampai di rumah sakit dia menyuruh saya agar tidak berbicara ke pihak rumah sakit jika saya sudah mendatangi Puskesmas Panunggangan.
Tambah Satoniah, "dengan panik saya bergegas mengarah tak tentu, kemana mengarah di pikiran saya hanya ingin mendapatkan tempat yang mau melayani persalinan istri saya, sampai ditengah perjalanan ketika melewati gajlugan (tanggul) istri saya menjerit dan menangis dalam keadaan pendarahan saya tetap melaju membonceng istri saya diatas motor ingin cepat rasanya menemukan Rumah Sakit, tepat di depan giant Alam Sutra istri saya menjerit kesakitan dan bilang seperti ada yang jatuh dari kemal**n sekitar dua kilo perjalanan kepanikan saya terobati ketika sampai di Rumah Sakit Insan Permata" ujarnya.
Masih kata Satoniha Dachi, "saya kecewa dengan adanya fasilitas yang telah diberikan oleh Pemerintah Kota Tangerang yaitu ambulan gratis, dengan keadaan istri pendarahan, saya terpaksa bawa istri dengan menggunakan sepeda motor. Sampai di Rumah Sakit Insan Permata, Tangerang Selatan, Alhamdulillah istri saya langsung ditangani, lalu beberapa saat dokter memanggil keruangan dimana istri saya melahirkan medengar penjelasan oleh dokter jika bayi yang diketahui berjenis kelamin perempuan itu telah meninggal dunia" paparnya.
Bidan Iin membantah kalau pasien melahirkan diatas motor saat perjalanan ke Rumah Sakit Insan Permata itu tidak benar, dan kalau membuat rujukan itu akan lama prosesnya. Bantahan Bidan Iin diluruskan oleh Andri selaku Sekjen Ormas Pemuda Pancasila Panunggangan kepada Awak media "padahal bisa saya beliau melayani dulu pasien periksa pasien, sambil buat surat rujukan sambil persiapan segala sesuatunya bukan masalah bayi melahirkan diperjalanan sebab setau saya Pelayanan adalah wajib setidaknya diperiksa kek!? jangan SOP lah peraturanlah jelas ini menyangkut nyawa manusia masih saja bicara aturan mungkin jika ada pemeriksaan sebelumnya akan ada solusi yang lebih baik lagi" katanya.
Bidan Iin juga menyalahkan kenapa Bidan yang pertama dia kunjungi (Bidan Roji) tidak membawa pasien langsung kerumah sakit malahan di suruh Kepuskesmas.
Pengakuan dari Bidan Roji, "saya sudah buat rujukan untuk di Rawat ke Rs Harapan Ibu berhubung ini berkaitan dengan BPJS saya coba komfirmasi menghubungi Bidan Mariyam, tapi Bidan Iyam menyarankan bawa saja ke Puskesmas biar nanti dari Puskesmas yang memberikan rujukan, nanti di Puskesmas ada staf jaga kok. Dan saya pikir pihak Puskesmas sudah siap mempasilitasi segalanya pak "ucap Bidan Roji Kepada awak media.
Tindak Aksi kekesalan warga di tuang dalam forum antara pihak pasien, disaksikan oleh pihak Puskesmas yang dihadiri oleh Sekdis dan Kabag Pelayanan dari Dinas Kesehatan jajaran Kepolisian, Babinsa Binamas juga Sekcam Pinang, PLT Lurah panunggangan Utara, bersama jajarannya. Aksi protes didukung oleh warga khususnya RW 05 yang di koordinatori Ace Surahman selaku ketua RW 05 tidak terima atas buruknya pelayanan Puskesmas Panunggangan induk meminta seberapa jauh pertanggung jawaban. Puskesmas panunggangan Induk terhadap pelayanan yang benar terhadap masyarakat, Itu yang kami tuntut Kata Ace Surahman selaku Ketua RW 05.
Tegas Ace menyatakan, "saya hadir disini bukan bukan persoalan apa-apa, tidak ada unsur apapun saya hanya minta pertanggung jawaban pihak Puskesmas terhadap korban.
"Menangis bathin saya mendengar pernyataan langsung kronologi pasien dan kesimpulannya bukan hanya kali ini, saja pengaduan masyarakat sudah sangat banyak pengaduan warga tentang buruknya pelayanan di Puskesmas Panunggangan Induk, bahkan anak saya sendiri pernah mengalami diperlakukan tidak bagus di Puskesmas hari ini adalah salah satu bentuk antiklimaks sering kali terjadi.
Tapi pada diam tidak ada yang berani ngomong, sudah jelas-jelas ini adalah kelalaian masih saja tidak mau mengakui, Pertanyaan saya adalah. Puskesmas Panunggangan ini untuk apa? untuk siapa? kalau memang pelayanan dan fasilitasnya tidak digunakan untuk masyarakat!? maka jawabannya adalah Puskesmas Panunggangan adalah pembunuh warga "tegas Ace.
Ditempat yang berbeda Masih kata Ace "disini saya tegaskan "kami bukan menjajah kami tidak terima dengan perlakuan kinerja dari Puskesmas Panunggangan ini sudah lalai hingga warga saya tidak diperlakukan selayaknya manusia, mendapatkan pelayanan yang wajib dilakukan selayaknya manusia. Jika tidak ada evaluasi perbaikan pelayanan dan pertanggungjawaban kami siap Aksi yang lebih besar lagi dan membawa ini keranah hukum, dan saya akan lanjutkan persoalan ini untuk melaporkan Kekementerian dan pihak Kepolisian kita buktikan siapa yang salah "tegas Ace.
"Boy selaku ketua karangtaruna RW 05 menambahkan "perubahan organ tubuh manusia dalam denyut hitungan detik pasti berubah. Bukan alasan rujukan atau SOP atau pasien pernah berobat dan tidak sebelumnya jelas-jelas ini adalah kewajiban dalam pelayanan, kenapa pihak Bidan maupun pihak Puskesmas tidak mengawal pasien sampai kerumah sakit sedangkan mereka sudah pada tahu bahwa pasien sedang mengalami pendarahan, coba bayangkan, pasien datang dengan pendarahan, sampai bungkuk menjepit menahan rasa sakit,..bayi seperti sudah mau lahir sesampainya di Puskesmas disuruh duduk saja tidak diperiksa, malah pasien disuruh cari rumah sakit sendiri!? tanpa pengawalan, tanpa difasilitasi kendaraan, inilah pelayanan yang kami tidak terima.
Masih kata Boy "coba bayangkan kalau pasien tidak punya kendaraan, tidak punya hp tiba-tiba suruh buru-buru cari Rumah Sakit, apakah ini pelayanan yang baik, lihat saja cara kerjanya saja saat melayani masih pada pelit untuk tersenyum "ujarnya.
Pembelaan Pihak Puskesmas bahwa pasien tidak harus diperiksa lagi karena sudah ditangani bidan sebelum dibawa kesini, dan terkait fasilitas Ambulan itu harus di pesan sebelumnya dan tidak bisa dipakai.
Baca juga : Koja, Preman palak supir tidak Libur di bulan Ramadhan!
Hadir ditengah masyarakat Sekdis Dinas Kesehatan Kota Tangerang Heni bersama Darto selaku Kabag Pelayanan dan Audit "sangat Apresiasi dengan pengaduan masyarakat untuk melakukan Audit terkait keluhan warga "saya sangat berterima kasih dengan adanya pengaduan masyarakat, ini akan menjadikan suatu perubahan buat kami selaku pelayan masyarakat "ujar Sekdis Heni.
Disambut oleh Dr. Darto Selaku Kepala bagian pelayanan dinas Kesehatan menegaskan "saya salah satu pendiri keterkaitan hak pakai Ambulan untuk apa dan untuk? siapa? dan jika pada saat itu ambulan tidak bisa dipakai itu jawaban yang salah, sebab "siapapun dan warga manapun ketika orang tersebut butuh pelayanan maka harus dilayani, tidak ada alasan untuk tidak melayani "tegasnya.
(Luchi )