350 Film Mancanegara Rayakan Hari
Toleransi Sedunia Di Jakarta
Jakarta, Media Investigasi
International Film
Festival for Spirituality, Religion, and Visionary (IFFSRV) kembali digelar.
Pada tahun ke-3, festival yang mengangkat tema-tema tentang toleransi, religi,
spiritual, dan visioner ini akan menyelenggarakan Malam Penganugerahan di Jakarta
dan dibanjiri para sineas
internasional, artis, pejabat, dan anggota masyarakat sebagai bagian
dari perayaan Hari Toleransi Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 November 2015.
Festival ini bekerja
sama dengan partner-partner festival internasional lainnya yaitu Filmmakers of the Year Film Festival (FYFF), International Film Festival for Documentary, Short and
Comedy (IFFDSC) dan International Performing Arts and Movie Awards (IPAMA).
350 film dari 63 negara ikut serta untuk diseleksi sejak pendaftarannya dibuka. Damien
Dematra, founder dan director International Film Festival
mengatakan bahwa salah satu pertimbangan utama pemilihan film terbaik dalam festival ini
merujuk pada tujuan festival yang antara lain adalah mempererat toleransi antar agama, membangun hubungan yang sehat dalam masyarakat, serta mempererat komunikasi dengan
Sang Khalik; terlepas
dari perbedaan jenis kelamin, agama, ras, dan status ekonomi.
Damien Dematra melanjutkan bahwa dengan
banyaknya film-film bertema toleransi yang ikut serta tahun ini, menunjukkan
bahwa masih banyak orang-orang yang peduli kepada toleransi dunia dan mau
menyalurkannya lewat bidang kreatif. Ia berharap festival ini dapat
menginspirasi para sineas dalam maupun luar negeri untuk dapat terus
menyalurkan rasa toleransi lewat bidang kreatif.
Nominasi untuk
film-film terbaik diantaranya adalah Ailia yang disutradarai oleh sineas asal
Arab: Sameh Salem, Eartbound karya sutradara dan pemain film Robin Shou,
Eclipse karya sutradara Gail Harvey, Film Gen A karya sutradara Thailand: Napat
Tangsanga.
Sedangkan untuk
Natasha Dematra selaku Duta Toleransi, Festival Film bertema toleransi ini terasa sangat relevan mengingat
banyaknya kekerasan atas nama agama seperti yang baru terjadi di Tolikara Papua, dan Singkil, Aceh.
“Festival ini dapat membawa pesan akan
pentingnya toleransi kepada masyarakat Indonesia dan internasional,” ungkap Damien.
Menurut Sekjen Dewan Kreatif Rakyat (DKR) Dedeh Kurniasih, festival ini diselenggarakan oleh DKR bersama iHebat International Volunteers,
Universitas Indonesia, Yayasan Peduli Anak Indonesia (PENA), World Film
Council, beberapa SMA Negeri dan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media partner dan
penyelenggara.